PENGARUH PENAMBAHAN MASSA GULA TERHADAP KUALITAS FISIK (KETEBALAN) NATA DE CORN





PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

JUDUL PROGRAM
PENGARUH PENAMBAHAN MASSA GULA TERHADAP KUALITAS FISIK (KETEBALAN) NATA DE CORN

BIDANG KEGIATAN :
PKM-ARTIKEL ILMIAH


Diusulkan oleh:

Mochammad Khoirul Huda         (14030654049)
Arini Nurul Fatiha                        (14030654062)
Anggita Intan Kumala Dewi       (14030654075)
Annie Azizah                               (14030654079)
Evadiyah Fatmawati                    (14030654084)






UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA SURABAYA
KOTA SURABAYA
2017




Pengaruh Penambahan Massa Gula Terhadap Kualitas Fisik (Ketebalan) Nata de Corn
Mochammad Khoirul Huda, Arini Nurul Fatiha, Anggita Intan K D,
Annie Azizah, Evadiyah Fatmawati    
Jurusan IPA, FMIPA, Universitas Negeri Surabaya
ABSTRAK

Hasil pertanian di Indonesia sangat beragam salah satunya adalah jagung manis, dengan berkembangnya zaman dan teknologi bahan makanan ini dapat di ubah menjadi suatu produk yang memiliki nilai ekonomi tinggi yaitu pembuatan Nata de corn. tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh penambahan massa gula terhadap kualitas fisik (ketebalan) Nata de Corn.  Jenis dan Metode Penelitian ini dilaksanakan dengan metode eksperimental laboratorium. Berdasarkan hasil penelitian dinyatakan bahwa pada gula 0,4 gram dan 0,5 gram terdapat perubahan ketebalan nata yang signifikan, semakin banyaknya gula maka akan semakin banyak selulosa ekstraseluler yang terbentuk nata akan semakin tebal, namun  terdapat penurunan ketebalan nata  saat ditambahkan massa gula sebesar 0,6 gram yaitu sebesar 0,1 gram . Hal ini disebabkan karena adanya batas optimum kadar gula yang digunakan oleh Acetobacter xylinum dalam memproduksi nata.

Kata kunci : Ekstrak jagung manis , nata de corn, ketebalan nata, Acetobacter xylinum dalam memproduksi nata.

ABSTRACT
Agricultural products in Indonesia are very diverse one of them is sweet corn, with the development of the age and technology of this food can be turned into a product that has high economic value that is making Nata de corn . The purpose of this study to determine the effect of adding the mass of sugar to the physical quality (thickness) Nata de Corn. Types and Methods This research was conducted by laboratory experimental method. The results of research revealed that at 0.4 grams of sugar and 0.5 gram there is a significant change in nata thickness, the more sugar it will be more and more extracellular cellulose formed nata will be thicker, but there is a decrease in nata thickness when added sugar mass of 0, 6 gram that is equal to 0,1 gram. This is due to the optimum limit of sugar content used by Acetobacter xylinum in producing nata.

Keywords: Sweet corn extract, nata de corn, thickness nata, Acetobacter xylinum






A.    PENDAHULUAN
Hasil pertanian di Indonesia sangat beragam salah satunya adalah jagung (Zea mays. L.). Tumbuhan ini  dapat ditemukan di berbagai daerah dengan harga terjangkau dan produk pertanian yang melimpah, dengan berkembangnya zaman dan teknologi bahan makanan ini dapat di ubah menjadi suatu produk yang memiliki nilai ekonomi tinggi yaitu pembuatan Komposisi jagung diantaranya kalori, protein, lemak, karbohidrat, fosfor, ferrum, vitamin A, Vitamin B1, dan air. Jagung dapat tumbuh di daerah  berpasir maupun tanah lempung dengan pH tanah 6 -8. Temperatur untuk pertumbuhan optimal jagung antara 24-30 °C. Tanaman jagung pacta masa pertumbuhan membutuhkan 45-60 cm air. Ketersediaan air dapat ditingkatkan dengan pemberian pupuk buatan yang cukup untuk meningkatkan pertumbuhan akar, kerapatan tanaman serta untuk melindungi dari rumput liar dan serangan hama.
Nata merupakan lapisan polisakarida ekstraseluler (selulosa) yang dibentuk oleh kumpulan sel bakteri pembentuk kapsul, yang mempunyai tekstur kenyal, putih, menyerupai gel dan terapung pada bagian permukaan cairan (nata tidak akan tumbuh di dalam cairan). Nata dikenal sebagai salah satu produk makanan fermentasi yang berbentuk gelatin seperti agar – agar atau kolang- kaling yang dapat dipakai sebagai bahan pengisi es krim, pencampur fruit cocktail, dan yoghurt. Sel – sel Acetobacter xylinum menyedot glukosa dari larutan gula dan menggabungkannya dengan asam lemak, membentuk suatu ‘prekursor’ pada jaringan sel bersama enzim mempolimerisasi glukosa menjadi selulosa diluar sel Acetobacter xylinum.
Terbentuknya pelikel (lapisan tipis nata) mulai dapat dilihat dipermukaan media cair setelah 24 jam inkubasi. Pertumbuhan Acetobacter xylinum dipengaruhi oleh faktor – faktor antara lain pH, suhu, sumber nitrogen dan sumber karbon. Sebagai sumber karbon dapat digunakan berbagai jenis gula seperti glukosa, sukrosa, fruktosa, ataupun maltose dan sedangkan untuk mengatur pH digunakan asam asetat glasial. Untuk menghasilkan massa nata yang kokoh, tebal, kenyal putih, dan tembus pandang perlu diperhatikan suhu inkubasi ( fermentasi), komposisi dan pH atau keasaman medium, selain itu penggunaan biang (starter) juga penting. . Nata salah satu bahan utamanya adalah karbohidrat yang tinggi dimana nantinya gula sukrosa digunakan oleh Acetobacter xylinum dalam memproduksi nata sebagai sumber energi pembentukan selulosa
Penelitian  nata de corn ini merupakan bentuk pengolahan modern hasil produksi makanan yang diperkirakan memiliki prospek cerah dimasa mendatang dimana industri nata semakin banyak dipasaran dan pembuatan nata dari jagung ini diharapkan dapat meningkatkan nilai ekonomi dan sebagai tolak ukur bagi kegiatan ilmiah, dan mampu meningkatkan kualitas pembuatan nata dengan hasil yang maksimal.
B.  TUJUAN
Tujuan dari penulisan artikel ilmiah ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan massa gula terhadap kualitas fisik (ketebalan) Nata de Corn, dari kegiatan ini masyarakat akan tahu massa gula yang baik dalam pembuatan nata.Memberikan informasi cara memanfaatkan jagung manis untuk dijadikan nilai jual yang tinggi, dan menginformasikan cara pembuatan nata yang baik dan berkualitas
C.    METODE PENELITIAN
Jenis dan Metode Penelitian ini dilaksanakan dengan metode eksperimental laboratorium, yaitu dengan melakukan percobaan di laboratorium mengikuti prosedur kerja yang telah ada. Pada penelitian ini komposisi bahan baku sama, yang menjadi manipulasi adalah massa gula dan hasilnya dilihat dari ketebalan nata yang dihasilkan.
1.      Alat
·         Gelas kimia                             1  Buah
·         Pengaduk                                1  Buah
·         Kaki tiga                                 1  Buah
·         Pipet Tetes                              1  Buah           
·         Tabung reaksi                          6  Buah
·         Spirtus                                     1  Buah
·         Blender                                   1  Buah
·         Panci                                       1 Buah
2.      Bahan
·         Jagung manis                           600 gram
·         Air                                          50   ml
·         Gula                                        4,5  gram
·         Urea                                        0,06 gra
·         Asam asetat                             0,6  ml
3.      Tahap Penelitian                      
a.      Menyiapkan jagung manis yang telah dipilih kemudian dipipil. Jagung yang telah dipipil kemudian diblender, disaring, dan diambil airnya.
b.      Mengaturan variabel yaitu dengan mengatur penambahan gula yakni sebesar 0,4 gram, 0,5 gram dan 0,6 gram.
c.       Membuatan media dilakukan dengan cara air jagung ditambahkan dengan gula pasir dan urea sebanyak 0,02 gram diaduk hingga larut kemudian direbus hingga mendidih dengan tujuan untuk sterilisasi media.
d.      Melarutan media yang telah dipanaskan tersebut ditambahkan dengan asam asetat (cuka) sebanyak 0,2 ml.
e.        Mengaduk hingga larut, dimasukkan kemudian kedalam  tabung reaksi sebanyak 4 ml tiap tabung dibiarkan dingin dalam kondisi tertutup.
f.       Setelah dingin, ditambahkan starter nata sebanyak 1 ml di setiap tabung reaksi. Setelah semua tabung reaksi telah ditambahkan starter, tabung reaksi tersebut ditutup menggunakan kapas.
g.      Proses fermentasi dilakukan selama 2 minggu di suhu ruang dengan menganalisa ketebalan nata yang terbentuk.
D.    HASIL DAN PEMBAHASAN
Nata de corn merupakan hasil fermentasi dari sari jagung yang dihaluskan mengunakan blender dengan Acetobacter xylinum. Acetobacter xylinum merupakan bakteri gram negatif, berbentuk batang pendek, yang mempunyai panjang 2 mikron dan dengan permukaan dinding yang berlendir, obligat aerob, tidak membentuk spora dan membentuk kapsul serta nonmotil. Bakteri ini bisa membentuk rantai pendek dengan satuan 6-8 sel. Bakteri ini tidak membentuk endospora maupun pigmen. Bakteri ini dapat membentuk asam dari glukosa, etil alkohol, dan propil alkohol, tidak membentuk indol dan mempunyai kemampuan mengoksidasi asam asetat menjadi CO2 dan H2O. Sifat yang paling menonjol dari bakteri itu adalah memiliki kemampuan untuk mempolimerisasi glukosa sehingga menjadi selulosa. Selanjutnya selulosa tersebut membentuk matriks yang dikenal sebagai nata
Bakteri ini bisa hidup pada media sari jagung yan mengandung gula, gula akan digunakan sebaai sumber penyedia kebutuhan energi oleh bakteri tersebut. Felikel nata terbentuk menggunakan media sari jagung yang mengandung gula, dimana dengan adanya kandunan sukrosa di dalam gula akan berfungsi sebagai sumber karbon yang dibutuhkan utuk pertumbuhan bakteri (Suratiningsih, 1994 dikutip Nurhayati, 2006).
Hasil kerja dari bakteri ini adalah suatu lapisan tipis yang terapung diatasnya. Lapisan ini merupakan hasil perubahan suksrosa yang terdapat dalam gula menjadi selulosa secara ekstraseluler sehingga sel – sel bakteri akan terperangkap dalam fiber selulosa dan fiber selulosa ini berbentuk partikel yang tebal. Besarnya felikel yang dihasilkan dipengaruhi oleh bakteri tersebut, sedangkan aktifitas bakteri dipengaruhi oleh kadar gula dan lama fermentasi.
Tabel 3.1 Pengaruh penambahan massa gula terhadap ketebalan fisik nata de corn
No.
Massa Gula (gram)
Pengulangan ke-
Ketebalan Nata de corn (cm)
Rata- rata ketebalan Nata de corn (cm)
1.
0,4
1
0,8
0,9
2
1,0
2.
0,5
1
0,9
1,1
2
1,3
3.
0,6
1
0,6
0,87
2
0,8
3
1,2
(sumber primer)
            Dari tabel 3.1 menunjukkan bahwa ketebalan nata dipengaruhi oleh kadar gula yang ditambahkan pada proses fermentasi. Ketebalan nata saat ditambahkan massa gula sebesar 0,4 gram dan 0,5 gram terjadi peningkatan ketebalan nata yaitu sebesar 0,2 gram, hal ini dikarenakan dengan semakin banyaknya gula maka akan semakin banyak selulosa ekstraseluler yang terbentuk akibat dari pemecahan gula menjadi polisakarida. Selulosa yang terbentuk berupa benang – benang yang bersama – sama dengan polisakarida yang membentuk suatu jalinan yang terus menebal menjadi lapisan nata. Selain itu gula berfungsi meningkatkan viskositas larutan, tegangan permukaan, dan tekanan osmotik larutan.
Penurunan ketebalan nata  terjadi saat ditambahkan massa gula sebesar 0,6 gram yaitu sebesar 0,23 gram . Hal ini disebabkan karena adanya batas optimum kadar gula yang digunakan oleh Acetobacter xylinum dalam memproduksi nata. Atih (1979) mengatakan bahwa penambahan gula yang terlalu banyak kurang menguntungkan, selain mengganggu aktivitas bakteri juga menurunkan pH secara drastis serta gula terbuang. Pada gambar 3.1 dapat diketahui bahwa penambahan massa gula  sebesar 0,4 gram, 0,5 gram, dan 0,6 gram ketebalan nata yang dihasilkan tidak jauh berbeda.


E.     KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian, kami menyimpulkan bahwa ketebalan nata dipengaruhi oleh penmabahan kadar  gula, dikarenakan semakin pada penambhan gula 0,4 gram dan 0,5 gram terdapat perubahan ketebalan yang signifikan, jadi semakin banyak selulosa ekstraseluler yang terbentuk akibat dari pemecahan gula menjadi polisakarida. Selulosa yang terbentuk berupa benang – benang yang bersama – sama dengan polisakarida yang membentuk suatu jalinan yang terus menebal menjadi lapisan nata, namun terdapat penurunan ketebalan nata  terjadi saat ditambahkan massa gula sebesar 0,6 gram yaitu sebesar 0,23 gram . Hal ini disebabkan karena adanya batas optimum kadar gula yang digunakan oleh Acetobacter xylinum dalam memproduksi nata.

G.    DAFTAR PUSTAKA
Novianti, Hendrizon.2003. Pembuatan Nata de Soya dari Limbah Cair Pabrik Tahu. Teknik Kimia Universitas Sriwijaya 2003, hal. 9-19
Nurfiningsih. 1999. Pembuatan Nata de Corn dengan Acetobacter Xylinum, Teknik Kimia Universitas Diponegoro, 1999, hal 1-12.
Rizal, Mey Hardi.2013. Pengaruh Penambahan Gula, Asam Asetat, dan Waktu Fermentasi Terhadap Kualitas Nata De Corn. Jurusan Teknik Kimia Fakultas teknik Universitas Sriwijaya, No. 1, Vol. 19, Januari 2013

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "PENGARUH PENAMBAHAN MASSA GULA TERHADAP KUALITAS FISIK (KETEBALAN) NATA DE CORN"

Posting Komentar